Beramal dengan Sempurna
Penemu sikat gigi
modern adalah orang Inggris bernama William Addis. Dia memakai tulang
yang dilubanginya kecil-kecil, kemudian mengisinya dengan bulu binatang,
serta mengelemnya menjadi satu. William pun menjadi
jutawan setelah idenya dikembangkan menjadi sikat gigi berbulu nilon dan
diproduksi oleh perusahaan Amerika bernama ‘Du Pont’ pada tahun 1938.
Tahukah Anda, bahwa
saat William Addis menemukan konsep sikat gigi, ia sedang mendekam di
penjara? Tubuhnya di penjara, tapi pikirannya tidak terpenjara.
Sementara banyak orang yang tidak di penjara, tetapi seringkali
memenjarakan pikirannya sendiri.Penjara itu berupa kata-kata:
“Tidak mungkin”,
“Tidak bisa”,
“Tidak mau”,
“Tidak berani”, dan tidak tidak lainnya, yang kerap menjadi penghalang kita untuk berkembang.
Sang Pencipta
memberikan kita potensi untuk dikembangkan, secara positif dan
semaksimal mungkin. Jadi, jangan mengizinkan keadaan apapun memenjarakan
pikiran kita. Mulailah memikirkan sebuah kemenangan daripada sebuah kekalahan.
Sahabatku....
Optimis dalam hidup itu perlu, tapi tetap harus mengedepankan kewaspadaan dan ketelitian.
Kisah di atas tentang semangat hidup utk memerdekakan diri dari frame hati yg negatif, menjadi manusia yg optimistik. Walaupun begitu, perlu sekali terus melakukan intropeksi diri... Menuju kesempurnaan dan mengurangi bahkan menghilangkan cacat dalam Karya.
Optimis dalam hidup itu perlu, tapi tetap harus mengedepankan kewaspadaan dan ketelitian.
Kisah di atas tentang semangat hidup utk memerdekakan diri dari frame hati yg negatif, menjadi manusia yg optimistik. Walaupun begitu, perlu sekali terus melakukan intropeksi diri... Menuju kesempurnaan dan mengurangi bahkan menghilangkan cacat dalam Karya.
Ada sitiran ayat Surah Al Ghasyiyah ayat 3 :
عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ
“Amilatun nashibah”
Bekerja keras, membanting tulang,
artinya amal-amal yang hanya melelahkan.
“Amilatun nashibah”
Bekerja keras, membanting tulang,
artinya amal-amal yang hanya melelahkan.
Ayat ke3 surah Al Ghosyiyah ..rangkaian ayat di awal surah ini bercerita ttg neraka dan para penghuninya.
Ternyata salah satu
penyebab orang dimasukkan ke neraka adalah sebab AMALAN YG BANYAK dan
BERAGAM tapi penuh CACAT ; baik motif dan niatnya, maupun kaifiyat yg
tidak sesuai dengan sunnah Rasul saw AstaghfiruLlahal‘adzhim…
Alkisah, ‘Umar bin Khathab menangis saat mendengar ayat ini.
Alkisah juga, suatu
hari Atha As-Salami, seorang Tabi`in bermaksud menjual kain yang telah
ditenunnya. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang
penjual kain, sang penjual kain mengatakan, “Ya, Atha sesungguhnya kain
yang kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya
tidak dapat membelinya.” Begitu mendengar bahwa
kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha termenung lalu menangis.
Melihat Atha menangis, sang penjual kain berkata, “Atha sahabatku, aku
mengatakan dengan sebenarnya bahwa memang kainmu ada cacatnya sehingga
aku tidak dapat membelinya, kalaulah karena sebab itu engkau menangis, maka biarkanlah aku tetap membeli kainmu dan membayarnya dengan harga yang pas.”
Tawaran itu dijawabnya, “Wahai sahabatku, engkau menyangka aku menangis disebabkan karena kainku ada cacatnya? Ketahuilah, sesungguhnya yang menyebabkan aku menangis bukan karena kain
itu. Aku menangis disebabkan karena aku menyangka bahwa kain yang telah
kubuat selama berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya, tetapi di mata
engkau sebagai ahlinya ternyata ada cacatnya.“
Begitulah aku menangis
kepada Allah dikarenakan aku menyangka bahwa ibadah yang telah aku
lakukan selama bertahun-tahun ini tidak ada cacatnya, tetapi mungkin di
mata Allah sebagai ahli-Nya ada cacatnya, itulah yang menyebabkan aku
menangis.”
Semoga kita menyadari
sedini mungkin tentang amal yang kita lakukan apakah sudah sesuai
ataukah tidak. Hanya dengan ILMU lah kita mengetahui dimana letak
kekurangan amal kita.
Referensi:
Gun Sutopo (dari sharingnya di WhatsApp)
Post a Comment